Cahayasulut.com, Manado. Melalui zoom virtual sejumlah tokoh nasional Indonesia deklarasikan Gerakan Nasional Satu Guru Satu Buku untuk Indonesia, tepatnya di hari Jumat 9 Desember 2022.
Gerakan ini digagas sepenuhnya oleh Dr. H.M. Amir Uskara, M.Kes., Tokoh Nasional yang juga Ketua Fraksi PPP DPR RI dan Bahktiar Adnan Kusuma, Pegiat Literasi dan Perbukuan Nasional.
Dan menjadi suatu kehormatan bagi salah satu Tokoh Perempuan Nasional asal Sulawesi Utara, Sekretaris Jendral (Sekjend) Forum Perpustakaan Sekolah/Madrasah Indonesia (FPSMI) Fientje Watak, S.Pd., M.Pd., BNSP.RI yang biasa disapa “Stella” ketika didapuk sebagai salah satu panelis/narasumber sekaligus deklarator bersama panelis lainnya yang dengan semangat literasi turut mendukung penuh Gagasan Gerakan Nasional Guru Bergerak Menulis Satu Buku untuk Indonesia.
Diskusi kolaboratif dan Deklarasi Nasional Gerakan Guru Menulis Satu Buku untuk Indonesia berlangsung hangat dengan melibatkan para tokoh literasi, pakar pendidikan, budayawan, dan sejumlah peserta dari berbagai nusantara.
Fientje mengatakan, “Di era globalisasi ini, buku dalam wujud fisik sangat dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat, karena tidak semua masyarakat memiliki smart phone. Di sisi lain berbeda rasanya jika membaca sambil menyentuh langsung bukunya dibanding e-Library.”
Ditambahkan pula, “Dari data Perpusnas RI tahun 2022 jumlah perpustakaan sekolah dan madrasah ada 113.541 dan yang sudah memenuhi Standar Nasional Perpustakaan (NSP) sebanyak 10.606, atau 9,34 %. Itu artinya masih 102.935 atau 90,66% perpustakaan yang belum terakreditasi. Namun apakah sudah memenuhi kebutuhan perbukuan di perpustakaan?
Secara kuantitatif Indonesia memiliki 3,31 juta guru, yang di dalamnya juga sebagai pengelola perpustakaan sekolah, maka ini merupakan potensi luar biasa terwujudnya pemenuhan buku yang diperlukan oleh siswa dan masyarakat pada umumnya. Mewujudkan ini juga perlu adanya advokasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan dan stakeholder terkait. Untuk itulah deklarasi nasional ini merupakan oase bagi para pegiat literasi untuk ikut berperan mendorong para guru menulis buku.
Khusus bagi pengelolah perpustakaan yang notabenenya adalah guru, Sekjend Fientje mengoase para pustakawan dengan kanal SAPUSAKA, SAtu PUstakawan SAtu KArya.
Di giat deklarasi tersebut, menurut Bactiar Adnan Kusuma sebagai pematik diskusi, gagasan gerakan nasional ini muncul karena gurulah yang paling paham bahan bacaan yang dibutuhkan siswa di sekolah.
Selain Fientje Watak, S.Pd., M.Pd., BNSP.RI., hadir pula 6 Tokoh Nasional lainnya yang turut mendeklarasikan gerakan ini yaitu Adrinal Tanjung, S.E.Ak., M.Si., Dr. Situ Hikmawatty, M.Pd., Srt Eka Handayani, N.Pd., Muh. Rusli Nur, S.Sos., M.M., budayawan Yudhistira Sukatanya, dan Ismail Suwardi Wekke, Ph.D sekaligus sebagai host.***