Musisi Sulut Kritisi Lagu POP Manado Yang Semakin Vulgar

0
2563

 

 

foto-teny

CahayaSulut.

Lagu POP Manado yang ciri khasnya berirama slow rock, dan identik dengan lirik-lirik lagu bertemakan cinta, kesedihan,patah hati, perpisahan, kini semakin dianggap vulgar dan kurang memperhatikan etika bahasa dianggap merusak moral anak bangsa. Hal ini mulai mendapat sorotan dan kritikan dari beberapa para Musisi Sulut Tenny Pongoh MTC Inter dan Mario Vanni Kailas.

Coba perhatikan sepenggal lirik lagu yang dianggap jorok……”Papa datang…Mama goyang..”, selain itu aransemen musik  lagu daerah banyak yang sudah diubah ke rap, techno, disco dan genre sejenisnya. Itu sudah keterlaluan dan merusak moral, ungkap Tenny seorang musisi kawakan SULUT.

“Anak-anak kecil di lorong-lorong sampai hapal itu lagu … Kan tidak bagus kalau anak anak mo dengar!… Bagaimana ini pemerintah? Masakan lagu kotor begitu dibiarkan saja? Generasi anak Manado moralnya jadi rusak karena Lagu-lagu Cabul.”

“Seharusnya  Pemerintah musti perhatikan hal begini bukan cuma didiamkan dan biarkan, mau jadi apa moral anak kita kedepan? “ apa nanti menunggu terjadi masalah baru mau bertindak?, Ungkap Tenny dengan tegas.”

“Para Pencipta lagu diharapkan lebih dewasa dalam berkarya dan memperhatikan aspek bahasa dan etika sehingga bukan menjadi tren yang baik tapi sebaliknya,” ujar Mario salah satu musisi Bitung yang berkecimpung diberbagai daerah.

Semestinya ada UU yang mengatur soal syair musik lagu, karena sekarang masyarakat yang saya lihat lebih suka dengan syair yang menyinggung atau yang lucu padahal vulgar, karena katanya itu bisa menambah jual beli lebih tinggi.

Sekarang dibilang lagu kalau mau top harus aneh-aneh judulnya atau syair, bahkan kalau perlu yang terjadi di sekitar kita yang jadi rahasia rumah tangga dibikin lagu, contoh saja judul lagu “Body Container“ada juga judul Cinta Deng Birman, dan Burung Bajingan. Nah itu menurut masyakat sekarang diperjual belikan bahkan jadi top.

“Pemerintah harus menyediakan wadah sensor musik sehingga lagu-lagu seperti ini yang tidak mendidik tidak diloloskan karyanya apalagi sampai bebas beredar”, ujar Mario menambahkan.

Sedangkan menurut Dosen Bahasa, Drs Gammy Umboh, M.Pd. “Trend lagu-lagu yang dianggap vulgar bukan hanya lagu POP Manado saja tapi ada juga lagu dari Gorontalo dan daerah lain, jadi hal ini perlu mendapat perhatikan secara seksama dari beberapa aspek tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pelaku seni.”

Semoga kedepan ada studi atau seminar yang membahas tentang topik ini dengan mengundang beberapa pihak yang berkompeten.

foto-mario-kailas

 

LEAVE A REPLY