BINCANG KREATIF PAPPRI & NCCL : “BERSIASAT MEMBANGUN KESEJAHTERAAN MUSISI”

0
991

Bitung_Cahayasulut.com

Bertempat di Cafe Vicente Bitung (1/3), PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu & Pemain Musik Republik Indonesia) mengadakan bincang-bincang membahas strategi kesejahteraan Musisi. Kegiatan bincang kreatif ini digagas oleh NCCL (North Celebes Creative Lab).

Hadir pada pertemuan tersebut antara lain Meily Pungus (Wakil Sekretaris DPD PAPPRI SULUT, Tedy Landung, Debby Kojongian (Pengurus PAPPRI SULUT), Stave Tuaidan (Pengurus PAPPRI Minut), Deasy (pengurus PAPPRI Minahasa), Semmy Methkohy (Korwil DPP PAPPRI Indonesia Tengah), Bung Reymond, Combyan, Sony, Alfons (Pengurus PAPPRI Bitung), Satria Yanuar Akbar (NCLL), Bung Reza, Jack Lawalata (Musisi), serta beberapa seniman NCCL.

IMG-20210301-WA0085

“Ruang gerak musisi kadang kurang diperhatikan oleh pemerintah apalagi saat pandemi begini, membuat banyak musisi yang menganggur yang tidak bisa panggung akibat pembatasan aturan yang dibuat pemerintah. Harapan kedepan ada kebijakan dari pemerintah untuk bisa membantu para musisi,” ungkap bung Satria.

Sedangkan bung Semmy menjelaskan seputar bagaimana cara untuk mengurus karya cipta musisi lewat jalur PAPPRI, KCI, LMK, LMKN serta kemenkumham. Sayang apabila para penyanyi, pencipta lagu, pemain musik tidak mendaftarkan karyanya, maka mereka tidak akan mendapatkan royalti.

“Masalah Colecting & Royalti dari para penyanyi dan pencipta lagu kadang masih ada permasalahan, sehingga harapan kedepan sistemnya bisa diperbaiki. Kedepannya masukan-masukan dari anggota dan pengurus akan ditampung oleh DPP PAPPRI” ujar bung Tedy.

Stave Tuaidan selaku seniman Kolintang dan pengrajin mengaku bahwa keadaan pandemi membuat produksi pembuatan kolintangnya menurun, ditambah lagi kalau tim kolintang diundang pentas di suatu iven kadang dibayar dengan harga murah yang bahkan dikatakan ada kalanya merugi. Harapan kedepan pemerintah bisa lebih memperhatikan seniman kolintang serta membantu lewat kebijakan-kebijakan yang bermanfaat.

Meily Pungus menyinggung soal perbedaan pendapat, ide, yang kadang menjadi kendala untuk menyatukan tekad dan visi dalam kebersamaan para musisi. Setiap musisi memiliki ide dan pendapat yang saling berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu kedepannya para musisi, seniman harus ada kata sepakat, baik bahasa, kata, maupun tindakan. Untuk itu segala persoalan itu akan dikupas habis pada saat Hari Musik Nasional (HMN), yang jatuh pada tanggal 9 Maret.

 

 

 

LEAVE A REPLY