Era Digital Ibarat Dua Mata Pisau

0
941

Hari ini tepat tanggal 28 Oktober 2020 kembali lagi segenap Bangsa Indonesia tiba pada salah satu momentum sakral peringatan perjalanan panjang meraih kedaulatan rakyat.

Tak pernah terlewat dan selalu mendalami momentum ini, GMKI Manado sebagai organisasi yang aktif menggumuli tiga medan pelayanan yaitu Gereja, Masyarakat, dan Perguruan Tinggi, rutin dalam merefleksi peringatan Sumpah Pemuda dari masa ke masa. Hal ini dilakukan dengan mengawal perjalanan sejarah Bangsa Indonesia hingga masa kini dan mengaitkan itu dalam berbagai aspek sendi kehidupan bermasyarakat untuk dikawal hingga dikritisi agar pemerintahan yang sah tetap pada koridor kepentingan dalam mensejahterahkkan rakyat.

WhatsApp Image 2020-10-28 at 14.19.54

Ramon Karamoy, S.E (Ketua Cabang GMKI Manado)

Tak lupa pula pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktiober 2020 kali ini GMKI Manado melalui Ketua Cabang Ramon Karamoy menterjemahkan pola gerakan yang ideal untuk kaum muda, berikut tulis Ramon :

“Sesuai dengan Keputusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang diselenggarakan di Batavia (Jakarta), tanggal 27-28 Oktober 1928 tentang Hari Sumpah Pemuda untuk diperingati oleh seluruh komponen bangsa dan masyarakat Indonesia setiap tanggal 28 Oktober, hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia yang kita cintai ini, Kita selaku Pemuda masa kini berhutang budi kepada para tokoh Pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda, sehingga menjadi pelopor pemuda untuk membangun kesadaran kebangsaan Indonesia sekaligus komitmen menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini komitmen kebangsaan mereka harus kita teladani untuk membangun bangsa Satukan Indonesia.

Tantangan sekaligus peluang kita selaku Pemuda di masa kini adalah perkembangan teknologi informasi yg sangat pesat, saking pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing, namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari hoaks, hate speech, pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya apabila kaum muda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan serta kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara.

Maka dari itu kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyonsong masa depan dunia yang lebih baik”.

 

(C.L)

 

LEAVE A REPLY