Jesigita M. Lasut : “Waspada Dampak Negatif Teknologi Bagi Keluarga!”

    0
    1815

    Artikel By. Jesigita Maria Lasut.

    thita

    Pengaruh kemajuan teknologi bagi kehidupan memiliki 2 sisi yang saling bertolak belakang tapi tidak bisa dipisahkan. Di satu sisi, kemajuan teknologi memberi dampak positif  bagi keluarga, mempermudah kehidupan manusia. Dahulu, untuk berkomunikasi jarak jauh, kita harus menggunakan surat menyurat melalui pos. Atau kalau mau sedikit lebih cepat, memakai telegram. Tetapi tetap saja membutuhkan waktu beberapa hari untuk sampai kepada penerima berita. Sekarang, surat menyurat hanya membutuhkan beberapa menit pengiriman melalui email.

    Namun di satu sisi, kemajuan teknologi, jika kita tidak bijaksana dan berhati-hati dalam menyikapi, juga membawa ancaman terutama bagi kehidupan keluarga kita. Di jaman seperti sekarang dimana gadget canggih menjadi kebutuhan sehari-hari, peran tenaga kerja manusia diminimalisir sebisa mungkin. Akibatnya interaksi antar manusia semakin berkurang. Orang sekarang lebih banyak berinteraksi dengan perangkat mesin yang semakin canggih. Sebagai contoh, bersosialisasi dengan tetangga menjelma menjadi saling berkirim pesan singkat tau BBM an. Bahkan belanja yang merupakan kesempatan untuk bertemu  banyak orang sekarang sudah berubah menjadi belanja online yang sama sekali tidak membutuhkan bercakap-cakap atau tawar menawar antara penjual dan pembeli.

    Sekarang mari kita lihat dalam keluarga kita. Jika tidak berhati-hati, keluarga kita tidak akan kebal dengan serangan kecanggihan teknologi yang, lepas dari pengaruh positif, membawa pengaruh  negatif juga, salah satunya menjadikan manusia menjadi makhluk yang sangat individual. Apalagi di keluarga modern yang tinggal di kota besar, dimana orang tua yang bekerja harus berangkat pagi-pagi untuk  mengantisipasi kemacetan. Dan anak-anak bersekolah sampai sore karena begitu banyaknya kegiatan sekolah. Jika kita tidak pandai meluangkan waktu, maka interaksi dalam keluarga akan hilang, ataupun kalau ada akan dilakukan melalui SMS, BBM, Whatsup, atau jenis percakapan dunia maya lainnya. Padahal interaksi yang dibutuhkan dalam keluarga bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi interaksi yang menunjukkan kedekatan emosional, interaksi yang menunjukkan kepedulian dan kasih sayang, yang tidak akan terbentuk dengan sempurna kalau hanya dilakukan melalui percakapan elektronik. Secanggih apapun suatu gadget, tidak bisa menyampaikan kasih seorang ibu padanya anaknya melebihi tatapan penuh kasih, atau kepedulian seorang  kakak akan lebih tersampaikan ketika bercanda atau menggoda adiknya dari pada sekadar berkirim pesan melalui SMS.

    Oleh karena itu, untuk mengimbangi kemajuan teknologi, mari kita perkuat keluarga kita, agar terhindar dari pengaruh negatifnya. Bagaimana pun usahakan untuk meluangkan waktu, entah itu di pagi hari sebelum semua anggota keluarga memulai aktivitas, atau di malam hari ketika semua anggota keluarga sudah berada di rumah. Salah satu saat yang paling pas untuk mengumpulkan dan berbicara dalam keluarga adalah saat di berkumpul di meja makan saat makan bersama. Entah itu sarapan bersama, bagi mereka yang sempat berkumpul di pagi hari, atau makan malam bersama jika mustahil untuk menyamakan waktu di pagi hari.

    Saat bersama menikmati makanan, adalah saat yang paling pas untuk bertanya atau sekedar bercerita tentang apa yang terjadi hari itu. Itu bisa menjadi momen penyatu antara seluruh anggota keluarga yang mungkin sudah sibuk sendiri-sendiri selama seharian. Membiasakan untuk makan bersama akan mengembangkan ikatan yang lebih kuat dalam keluarga. Ini juga bisa menjadi saat bagi orang tuauntuk mendengarkan pemikiran-pemikiran anak dan memberi nasehat bagi mereka.

    Hal yang lain yang perlu diperkuat adalah landasan kerohanian. Landasan rohani yang kuat, yang terbentuk dari kebiasaan di rumah, seperti beribadah, akan menjadi perisai terkuat bagi seorang anak, dalam menghadapi gempuran serangan kemajuan teknologi terutama teknologi internet, yang bisa menjadi sangat berbahaya. Tanamkan juga pada anak-anak melalui teladan, bahwa sebaik apapun yang ditawarkan pergaulan di luar rumah, jika itu bertentangan dengan norma agama dan norma keluarga, maka hal itu tidaklah baik.

    Sebagai orang tua, adalah tanggung jawab kita untuk membangun rumah yang bisa menjadi perlindungan teraman bagi anak-anak kita dari segala pengaruh luar. Jangan biarkan pergaulan di luar rumah, menjadi pengganti yang dituju oleh anak-anak, dikarenakan mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan di dalam rumah, entah itu berupa kasih sayang, perhatian, keamanan, perasaan dimiliki dan sebagainya. Biarlah rumah kita menjadi tempat dimana nilai-nilai tentang kehidupan diajarkan, dengan kasih sayang, perasaan aman dikembangkan, perasaan dimiliki dan memiliki ditunjukkan, dan landasan yang kuat untuk masa depan dibangun.

     

     

    LEAVE A REPLY